Satu Hari Lagi (Devy Anastasia)

 Satu Hari Lagi (Devy Anastasia)



        "Taste the fear and do it anyway" adalah kalimat yang terpampang di cover dari buku ini. Ketakutan dengan situasi yang tidak pasti saat menjalani perjalanan hidup adalah suatu hal yang lumrah. Apalagi terlihat tidak ada masa depan cerah yang dapat dikejar. Boro-boro masa depan cerah, bisa makan dengan cukup setiap harinya aja udah bersyukur. Kira-kira begitulah gambaran kehidupan dari Devy Anastasia di buku 'Satu Hari Lagi'.

Berasal dari keluarga yang sangat tercukupi pada awalnya, memiliki keluarga yang utuh, materi tercukupi, bersekolah di tempat elit, namun seiring waktu berjalan semua sirna dalam sekejap. Mempunyai orang tua yang utuh dengan materi yang tercukupi bukan berarti akan membuat kedamaian dan sukacita abadi di sebuah keluarga kecil. Seperti yang dialami Devy Anastasia ini misalnya.

Siapa sangka keluarga kecilnya hancur dari orang yang justru seharusnya menjadi panutan bagi anak-anaknya. Kasus pembunuhan Mama nya yang secara tidak disengaja dilakukan oleh Papa nya sendiri menjadi awal runtuhnya keluarga ini dan titik ini pula perjalanan Devy Anastasia dimulai. Kehilangan peran sosok orang tua membuat Devy dan saudara-saudaranya hilang arah. Mesti tinggal dimana? Siapa yang akan mengurus mereka? Bahkan saat kejadian Devy kebingungan dengan situasi yang terjadi.

Hari berlalu dengan banyaknya pertanyaan di kepala yang Devy belum dapatkan penjelasannya. Setelah kejadian yang menimpa keluarga Devy, ia dan saudaranya memilih untuk tinggal terpisah dan menjalani kehidupan seperti biasa. Di buku ini diceritakan bagaimana perjuangan Devy hidup dari setelah kejadian tersebut sampai ia ada di titik yang sekarang. Jujur baru kali ini baca buku ngga sampe satu hari udah kelar, karena memang semenarik itu. Gaya bahasa sehari-hari yang digunakan membuat pembacanya merasa sedang mendengar orang bercerita dalam hening.

Di buku ini kita bisa belajar begitu banyak hal baik yang sangat cocok dibaca bagi mereka yang sedang berjuang untuk merubah kehidupannya menjadi lebih berpengharapan. Meskipun dimasa lampau memiliki kisah hidup yang dapat dijadikan alasan untuk tidak memiliki harapan. Judul buku 'Satu Hari Lagi' dipilih Devy untuk mengajak siapapun agar terus berjuang satu hari lagi saja dalam mengejar impian dan berusaha keluar dari masalah-masalah yang ada. Benar-benar cukup 'Satu Hari Lagi' yang ditanamkan setiap hari, hari ini, besok, lusa dan hari selanjutnya. 

Berikut beberapa kalimat yang menurutku menjadi garam dan terang pengharapan yang dapat dijadikan semangat baru.


    



Komentar

Postingan Populer